Memperingati Harganas XV dengan Prestasi
Kini upaya pembangunan keluarga semakin terfokus pada pemberdayaan keluarga muda agar mereka menjadi pelaksana dan pemegang tanggung jawab pembangunan di wilayah masing-masing. Hal ini termuat dalam paket-paket MDGs (Pembangunan Millenium) Rangkaian acaranya Puncak Harganas XV kali ini juga menggelar Jambore IMP dan Lomba Cerdas Cermat KB yang berlangsung di Komplek Perkantoran dan Perumahan Dinas Pemkab Bangka Selatan di Gunung Namak, Toboali Kamis (7/8). Kegiatan ini juga dihadiri Gubernur Provinsi Ir.Eko Maulana Ali dan Wakil Ketua PKK Propinsi H. Aminah Syamsudin Basari, Ketua Dharma Wanita Kabupaten Belitung H.Otjhe Mulgani yang didampingi Kasubag Kesehatan, KB dan Pemuda dan Olah Raga Kessos Setda Kabupaten Belitung Nur Diana. Dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) XV di Toboali ini Gubernur juga menyampaikan penghargaan kepada peraih serangkaian lomba dalam rangka peringatan Harganas XV.
Kabupaten Belitung berhasil meraih predikat Juara I Tingkat Propinsi Kader Bina Keluarga Balita, Juara I Tingkat PKK Keluarga Berencana Kesehatan, Juara I Tingkat Provinsi Lingkungan Bersih Dukun Idaman Desa Lesung Batang, Juara I Tingkat Provinsi Dasa Wisma Bougenville Desa Air Saga.
“Ini menunjukkan tingginya peran perempuan dalam membangun keluarga sejahtera baik melalui kegiatan di lingkungan keluarga maupun di dlingkungan masyarakat “, kata Nur Diana.
Sementara pada Raker Penelaah Program KB Selasa, 12 Agustus di Hotel Jati Wisata. Acara yang dibuka oleh Wakil Gubernur, Syamsudin Basari yang dihadiri oleh Direktur Ditkon BKKBN Pusat. Kepala BKKBN Babel, Pramono Djoko Sudibyo mengatakan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007 (SDKI 2007), bahwa pencapaian program KB di Babel cukup baik. Hal itu ditandai dengan meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) dari 65,1 % pada tahun 2003 meningkat menjadi 67,8 % pada tahun 2007. Dan Unmet Need mengalami penurunan dari 5,6 % tahun 2003 menjadi 3,2 % pada tahun 2007 sebagaimana dikutip dari Harian Bangka Bos (13/8). Unmet Need merupakan persentase pasangan usia subur yang tidak terlayani program KB. Sementara pada tahun 2002-2003 (SDKI 2002-2003) indicator Unmet need di Indonesia 8,6 persen.(fithrorozi)
Sumber:
Berita Lainnya